Sunda memiliki tradisi dan budaya yang
khas, unik, dan menarik yang bisa ditemui di dalamnya. Asal adat Sunda yang
biasanya ditemui di Jawa Barat. Banyak tradisi yang masih dilakukan hingga saat
ini oleh masyarakat setempat untuk menjaga ciri khas dari Suku Sunda. Berikut
macam-macam tradisi Sunda yang dapat Lapis mania temui!
1. Tradisi Seren Taun
Tradisi Seren Taun masih kental ditemui
di Desa Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Selanjutnya, tradisi ini dilakukan secara rutin setiap tahun saat akan panen
padi. Seren Taun berasal dari Bahasa Sunda yaitu ‘Seren‘ yang berarti Serah,
Seserahan (menyerahkan) dan kata ‘Taun‘ yang berarti Tahun, sehingga Seren Taun
memiliki arti serah terima dari tahun lalu ke tahun yang akan datang sebagai
bentuk rasa syukur masyarakat kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua hasil
pertanian yang mereka dapatkan.
Uniknya, ada artian lain dari Tradisi
Seren Taun yaitu masyarakat Sunda Wiwitan atau Sunda Asal, sebagai ungkapan
rasa syukur terhadap Dewi Asri atau Nyi Pwah Aci yang telah memberikan hasil
panen yang berlimpah selama sepanjang tahun.
2. Tingkeban
Tradisi Tingkeban adalah adat kebiasaan masyarakat sunda sebagai
ungkapan selamat kepada seorang wanita saat kehamilannya menginjak 7 bulan.
Tujuan dari Tingkeban adalah untuk memohon berkah dari Tuhan demi keselamatan
calon ibu dan anaknya. Tingkeban hanya dilakukan saat anak yang dikandung
merupakan anak pertama bagi ibu dan ayahnya.
3. Tembuni
radisi Tembuni menjadi budaya turun temurun
Masyarakat Sunda. Tradisi ini dilakukan setelah persalinan agar bayi selamat
dan bahagia. Tembuni artinya plasenta bayi (ari-ari). Menurut kepercayaan
setempat, tembuni merupakan saudara bayi yang tidak boleh dibuang sembarangan
sehingga harus melalui ritual khusus saat akan mengubur dan menghanyutkannya.
Setelah kelahiran bayi, tembuni dibersihkan dan diletakkan ke
dalam kendi serta diberikan bumbu-bumbu seperti garam, asam dan gula merah.
Kendi lalu ditutupi dengan kain putih dan diberi bambu kecil agar tetap dapat menerima
udara sebelum dikubur atau dihanyutkan. Jika dikubur, kuburan tembuni tetap
harus diberikan penerangan yang terus menyala sampai tali pusar bayi lepas dari
perutnya.
4. Tradisi Ngaruat Bumi
Selanjutnya
Tradisi Ngaruat Bumi dapat ditemui di Desa Banceuy. Salah satu dari 10 tradisi
sunda yang khas, kata Ngaruat Bumi berasal dari kata “ngarawat” yang artinya
mengumpulkan atau memelihara, sehingga secara keseluruhan bermakna mengumpulkan
seluruh anggota masyarakat dan mengumpulkan seluruh hasil bumi, baik bahan
mentah, setengah jadi, maupun yang sudah jadi atau matang. Ngaruwat Bumi
Kampung Banceuy dilakukan hari Rabu terakhir bula Rayagung atau bulan
Dzulhijjah (menjelang dan menyambut tahun baru Islam).
5. Sungkeman Adat Pernikahan
Setiap daerah memiliki tata cara dalam pelaksanaan pernikahan
termasuk pada adat Sunda. Biasanya tata cara upacara pernikahan adat sunda
terdiri dari sungkeman, huap lingkung, ayam bakakak, meleum harupat,
ngalengkahan barrera, buka pintu, ngalarapkeun sejodo japati, pecah kendi, dan
saweran. Sesi Sungkeman ini juga termasuk 10 tradisi sunda. Di mana kedua
mempelai dipersilakan untuk sembah sungkem kepada orang tua mempelai wanita
terlebih dahulu sebelum beralih ke orang tua mempelai pria.
Tradisi
Sunda lainnya yang populer, yaitu:
6. Pesta Laut
7. Malam Takbiran Ngadulag
8. Tradisi Jelang Ramadhan, Nyekar
9. Nganteuran
di Hari Raya
10. Tradisi Nyalin
Itulah 10 Tradisi Sunda yang masih dilestarikan hingga saat ini.
Walau begitu, sebagai penerus bangsa maka sebaiknya kita semua juga turut
menjaga adat ini sehingga terus berlangsung dalam waktu lama.
Sumber:
lapisbogor.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar