• Milenial Riau

    Menjalin, Merangkul, Membina Hubungan yang Baik dan Harmonis Bersama Masyarakat.

  • Milenial Riau

    Menciptakan Generasi Milineal Asyik, Berbudaya, Beradat, Berkualitas Untuk Kemajuan Riau.

  • Milenial Riau

    Terdepan penyelenggaraan pemerintahan Kecamatan dan terbaik pemberian pelayanan publik se-Kecamatan Kota Pekanbaru.

  • Milenial Riau

    Berkontribusi Sebagai Wadah dan Penyalur Aspirasi Minat, Kreativitas, dan Innovasi.

  • Milenial Riau

    Membangun Kontribusi dan Relasi Dengan Melaksanakan Kegiatan Kemasyarakatan.

MENJAGA NILAI - NILAI LUHUR BUDAYA SUNDA


Warga Jawa Barat dimanapun berada harus menjaga nilai-nilai luhur budaya Sunda untuk mempertahankan identitas kearifan lokal. Hal ini akan menjaga kelestarian budaya Sunda sehingga tetap ada hingga generasi muda” Ujar ketua DPC Misuri Kec. Tuah Madani dan Binawidya Yayan Sofyan.

 “Budaya Sunda harus tetap lestari, saresehan sangat penting untuk mendapatkan identifikasi serta menjaga identitas kelestarian budaya Sunda. Tentunya semua pihak juga harus menjaga kearifan lokal di masing-masing wilayah”, Ujar Yayan.

Kenyataannya dalam kiprahnya orang Sunda sudah banyak memajukan pembangunan nasional. Kiprahnya harus tetap terjaga dengan baik sehingga keberadaan orang Sunda semakin terasa tingkat nasional.

 

Penulis : ek


Share:

STRATEGI YANG EFEKTIF DAN FAIR DALAM PEMENANGAN PEMILU 2024 TANPA POLITIK UANG

Menurut Pengamat Politik Riau, Eddy Kurniawan S.Sos. "Salah satu kesulitan menghilangkan politik uang dalam pemilu adalah adanya pemahaman atau anggapan bahwa Pemilu murni perayaan tahunan. Tidak lagi mencari seorang figur pemimpin yang di dalam genggaman tangannya nasib kita dipertaruhkan". 

"Kenyataannya fenomena maraknya politik uang menjadi pangkal terjadinya korupsi, alasan sederhananya dengan pengeluaran uang ketika kampanye yang begitu besar tidak akan dapat ditutupi hanya dengan gaji, tetapi akan lebih mudah bila dibarengi dengan korupsi saat sudah mendapatkan jabatannya", ujar Eddy Kurniawan S.Sos.

Menurut Eddy K, "Strategi yang mestinya kita pikirkan ketika ingin mencalonkan diri sebagai pemimpin daerah adalah menentukan visi dan misi yang sesuai. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak terjadinya benturan yang bisa menyebabkan penyebab konflik horizontal dan penyebab konflik sosial yang bisa saja terjadi di masyarakat akibat dari perbedaan kepentingan".

Membentuk sebuah tim sukses yang bisa mengantar calon menuju jalan kemenangan. Bukan hanya memilih tim sukses kemudian langsung meninggalkan begitu saja, sebagai calon pemimpin harus bisa melatih kepemimpinan di dalam tim sukses anda sendiri. Ada beberapa hal yang perlu anda rundingkan bersama dengan tim sukses. Sebagai contoh, memilih media kampanye, program-program, memilih target, dan juga ikut serta dalam keorganisasian tim sukses.

Hal yang tidak kalah penting lagi dengan membangun dan menyelenggarakan berbagai aksi sosial. Aksi sosial seperti memberi bantuan dan santunan dengan organisasi kesehatan, juga usaha untuk membantu membangun masjid juga merupakan aksi sosial positif yang bisa anda lakukan, asalkan anda melakukannya dengan ikhlas dan bukan untuk mencari muka belaka.

Untuk menyebarluaskan kampanye dengan efektif, anda perlu memanfaatkan berbagai media yang saat ini sudah ada, seperti radio, media sosial, dan juga media cetak. Perlu dana yang besar untuk terjun kepada ketiga media tersebut, namun bisa anda pangkas bila anda hanya berfokus pada satu media saja. Penggunaan baliho sepertinya sudah tidak efektif lagi, karena banyak sekali diluar sana oknum-oknum yang sengaja merusaknya karena iseng atau tidak suka.

Penulis: rs


Sumber:

acehjaya.bawaslu.go.id

Share:

PENTINGNYA PEMILU 2024 NANTI BAGI GENERASI MILENIAL DAN GENERASI Z (GEN Z)

 

Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan pemilu serentak tahun 2024 akan digelar pada 14 Februari. Generasi milenial dan generasi Z (Gen Z) diperkirakan akan mendominasi dan menjadi penentu pada pemilu 2024.

Berdasarkan survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Pemilu 2024 akan didominasi oleh Generasi Z dan milenial yang rentang usianya 17-39 tahun, presetasenya mendekati 60 persen. Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), berdasarkan data per Juli 2022, jumlah pemilih sebanyak 3.725.346 jiwa.

Rincian pemilih yaitu 1.827.975 pemilih laki-laki dan 1.897.371 pemilih perempuan. Melihat perkiraan jumlah pemilih muda yang akan mendominasi pada pemilu serentak 2024.

Perlu disadari bahwa Generasi Milenial dan Generasi Z  adalah pewaris sah Indonesia dalam 10 - 15 tahun ke depan.  Oleh Karena itu betapa pentingnya memilih pemimpin terbaik yang bisa menjadi driver untuk memimpin Indonesia.

Artinya kepentingan generasi muda terhadap pemerintahannya dan demokrasi sangat tergantung pada pilihan sendiri. Bagaimana dimasa depan harus ada demokrasi yang sehat, baik dan berbasis partisipasi bagi generasi-generasi muda.

"Setidaknya para Generasi Muda dan Generasi Z harus mengetahui bagaimana cara menjadi pemilih yang cerdas di Pemilu 2024 nantinya, sehingga memiliki  basis kesadaran dan komitmen kebangsaan yang kuat serta  bertanggungjawab menyelamatkan Indonesia melalui pemilu yang lebih bermartabat, no politik uang, tidak menyebar hoaks, ujaran kebencian" Ujar Rusydianti S.Sos.


Penulis : Rusydianti

Sumber :

ntb.idntimes.com

Share:

BAGAIMANA JADI PEMILIH YANG CERDAS DALAM PEMILU TAHUN 2024 NANTI ???


Berikut bagaimana  caranya menjadi pemilih yang cerdas, Sebelum mendatangi tempat pemilihan suara, pastikan bahwa identitas Anda terdaftar sebagai pemilih. Lalu caranya bagaimana ?


Caranya, siapkan Nomor Induk Kependudukan, lalu masuk ke situs KPU, masukkan nomor NIK dalam kolom, dan status Anda akan nampak di dalamnya termasuk lokasi Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Jika Anda belum terdaftar, maka bisa menghubungi kantor KPU terdekat untuk pendaftaran.

Pemilih pemula, demikian halnya pemilih lama, diimbau untuk menjadi pemilih yang cerdas oleh KPU dan Bawaslu.

Beberapa hal yang perlu dipahami pemilih,terutama pemilih pemula sebaiknya mengutakanan tiga hal di bawah ini :

1. Visi misi partai dan kontestan pemilu
2. Rekam jejak kontestan pemilu
3. Hindari politik uang.

Demikianlah seharus para pemilih yang cerdas sebaiknya mengetahui tiga hal seperti yang telah di jelaskan di atas. Semoga para memimpin dan para anggota legislatif yang terpilih nanti adalah orang - orang terbaik , jujur serta amanah dalam menjalankan tugas dan jabatannya.

Penulis: Rus


Sumber berita:
bbc.com/indonesia
Share:

Mengenal Perbedaan GMP dan HACCP

 

Apa Perbedaan GMP dan HACCP? 

Berikut Penjelasannya!

Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dijaga keamanannya untuk menghindari risiko kesehatan yang membahayakan. Untuk itulah dibutuhkan standar seperti GMP dan HACCP. Adapun perbedaannya ditinjau dari berbagai aspek adalah sebagai berikut.

1. Definisi

GMP adalah standar internasional yang mengatur praktik produksi makanan dengan tujuan menjaga kualitas dan keamanan pangan. Standar ini dalam praktiknya diterapkan pada setiap tahap produksi mulai dari bahan baku hingga produk akhir.

Jadi, GMP adalah panduan internasional berisi persyaratan dasar bagi industri pangan untuk menjamin kelayakannya dalam memproduksi produk makanan. Fungsi dari regulasi ini bertujuan untuk memastikan hasil produk pangan aman untuk dikonsumsi.

Sedangkan HACCP adalah sistem manajemen keamanan pangan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian risiko pada setiap tahap produksi. Tujuan utama standar ini adalah untuk mencegah kontaminasi pangan dengan patogen, bahan kimia berbahaya, atau kontaminan lainnya.

Artinya, meskipun sama-sama merupakan bagian dari sistem keamanan makanan (food safety) seperti GMP, namun HACCP adalah sistem yang didesain untuk meminimalisir risiko bahaya yang mungkin timbul dari makanan.

2. Fokus Penerapan

GMP lebih berfokus pada kebersihan, sanitasi, dan pengendalian mutu produk selama produksi. Karena itu, praktiknya mencakup kebersihan dan sanitasi lingkungan produksi, pengendalian kualitas bahan baku dan produk akhir, dan hal terkait lainnya.

Sementara itu, HACCP diterapkan pada setiap tahap produksi mulai dari bahan baku hingga produk akhir. Sistemnya melibatkan identifikasi bahaya, penentuan titik kendali kritis (critical control points/CCP), dan pengembangan program pemantauan untuk memastikan bahaya diidentifikasi dan diatasi sebelum produk akhir diproduksi.

Jadi, GMP lebih berfokus pada praktek produksi yang baik dan pengendalian mutu produk selama produksi. Sedangkan HACCP lebih berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian risiko pada setiap tahap produksi.

3. Lingkup Penerapan

Untuk mengetahui apa bedanya GMP dan HACCP dari lingkup penerapan, bisa dilihat dari implementasinya pada setiap tahapan proses produksi pada industri pangan.

GMP diterapkan pada setiap tahap produksi, mulai dari bahan baku hingga produk akhir. HACCP juga diterapkan pada setiap tahap produksi, namun bedanya yaitu HACCP lebih terfokus pada titik kendali kritis (CCP) di mana risiko kontaminasi pangan dapat diidentifikasi dan diatasi dengan tepat.

Selain itu, GMP biasanya mempengaruhi tidak hanya industri makanan saja, namun juga perusahaan farmasi dan bioteknologi. Sedangkan HACCP bisa mempengaruhi industri makanan, kosmetik, hingga obat-obatan.

4. Praktik Penerapan

Karena GMP berfokus pada proses manufaktur dan HACCP berfokus pada keamanan, maka praktik penerapannya juga berbeda. Khusus untuk GMP, berikut lingkup elemen yang wajib dikendalikan dalam penerapannya:

  1. Desain fasilitas dan bangunan pabrik yang higienis
  2. Zoning
  3. Housekeeping 5R
  4. Personal Practice dan Personal Hygiene
  5. Pest Control
  6. Supplier Quality Management dan Incoming Material Control
  7. Sanitasi dan cleaning
  8. Pengendalian benda asing dan Preventive Maintenance
  9. Food Defence

Sementara, HACCP memerlukan identifikasi bahaya yang spesifik pada setiap tahap produksi, karena ruang lingkupnya berfokus pada hal itu. Karena itu, praktik penerapannya meliputi 5 langkah awal serta 7 prinsip HACCP sebagai berikut:

  1. Pembentukan tim keamanan pangan
  2. Penetapan karakteristik produk
  3. Identifikasi maksud/tujuan penggunaan
  4. Penyusunan diagram alir
  5. Verifikasi diagram alir di lapangan
  6. Melakukan analisis bahaya
  7. Menetapkan Critical Control Point atau CCP
  8. Menetapkan batas kritis dari setiap CCP
  9. Menetapkan sistem monitoring CCP
  10. Menetapkan tindak koreksi penyimpangan
  11. Menetapkan prosedur untuk verifikasi
  12. Menyusun sistem untuk pengendalian dokumen

5. Pengawasan dan Dokumentasi

Untuk mengetahui apa bedanya GMP dan HACCP, juga bisa dilihat dari sistem pengawasan dan dokumennya. GMP membutuhkan pengawasan yang lebih teratur dan rutin dalam mengendalikan mutu produk dan lingkungan produksi.

Di sisi lain, HACCP memerlukan program pemantauan yang lebih ketat untuk menjamin bahwa setiap CCP diidentifikasi dan diatasi sebelum produk akhirnya diproduksi.

Dari segi dokumen, GMP memiliki persyaratan dokumentasi yang lengkap untuk setiap tahap produksi. Sementara itu, HACCP memerlukan dokumentasi yang lebih spesifik dan terperinci untuk identifikasi bahaya dan pemantauan CCP.

Misal, dokumen untuk GMP mencakup prosedur operasional standar (SOP), petunjuk kerja (PK), dan catatan produksi. Sedangkan dokumen untuk HACCP bisa mencakup perencanaan HACCP, analisis bahaya, identifikasi CCP, pemantauan CCP, prosedur tanggapan darurat, dan prosedur verifikasi.

6. Pemberlakuan Standar

GMP adalah standar yang umumnya diakui secara internasional dan harus dipatuhi oleh produsen makanan. Sementara itu, HACCP adalah persyaratan yang lebih spesifik dan harus dipatuhi oleh produsen makanan di negara tertentu.

Namun pada dasarnya, GMP digunakan oleh Amerika Serikat (AS) dan diberlakukan oleh FDA AS. Sedangkan untuk GMP versi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dengan standar serupa juga ikut digunakan di lebih dari 100 negara, kebanyakan yaitu diterapkan di negara berkembang.

HACCP juga sama-sama digunakan oleh AS, dan diberlakukan oleh FDA khusus untuk seafood dan jus, serta diberlakukan oleh USDA khusus untuk produk daging. Meski tidak semasif GMP, namun HCCA juga digunakan di negara lain seperti Inggris, negara-negara Uni Eropa, Australia, Kanada, dan sejenisnya.

Mana yang Paling Baik untuk Diterapkan, GMP atau HACCP?

Setelah mengetahui apa bedanya GMP dan HACCP, jadi sebenarnya regulasi mana yang paling baik untuk diterapkan dalam industri pangan? Pada dasarnya, kedua regulasi ini sama-sama baik untuk diterapkan dan memiliki keunggulannya masing-masing.

Sebab meskipun GMP dan HACCP berbeda dalam pendekatan mereka terhadap keamanan pangan, pada dasarnya kedua standar tersebut saling melengkapi dan dapat digunakan secara bersamaan sekaligus.

GMP diterapkan untuk membantu memastikan bahwa lingkungan produksi dan peralatan bersih dan steril, sehingga mengurangi kemungkinan kontaminasi pangan oleh patogen atau bahan kimia berbahaya.

Sementara itu, HACCP juga bisa diterapkan untuk memberikan pendekatan yang lebih terstruktur dalam pengendalian risiko, sehingga memungkinkan produsen mengidentifikasi bahaya yang spesifik dan mengembangkan rencana untuk meminimalkan risiko.

Baik penerapan GMP maupun HACCP sama-sama telah terbukti efektif dalam meningkatkan keamanan pangan dan mengurangi risiko kesehatan bagi konsumen. Bahkan di negara seperti AS, keduanya wajib diterapkan dan suatu perusahaan bisa dihukum jika tidak mematuhinya.

Anda bisa memperoleh sertifikasi GMP dan HACCP untuk perusahaan Anda dari lembaga sertifikasi resmi yang sudah terakreditasi, salah satunya yaitu Mutu Certification.


Sumber Berita:

https://mutucertification.com

Share:

STRATEGI CALON ANGGOTA LEGISLATIF SANGATLAH PENTING DALAM PEMILI 2024

 

Calon anggota legislatif supaya memiliki strategi baru untuk menggaet suara pemilih muda, pemilih muda yang rentang usia 17 tahun sampai 40 tahun merupakan kategori pemilih terbanyak yang akan ikut mencoblos di Pemilu Serentak 2024 nanti. Jumlahnya lebih kurang 107 juta orang atau 55 persen dari total seluruh pemilih.

Menurut H. Debi Candra bila pasangan capres dan cawapres serta caleg yang memenangkan hati pemilih muda berpotensi memenangkan Pemilu.

"Capres dan Caleg mesti memiliki strategi komunikasi politik untuk meraih simpati pemilih muda. Karena pemilih muda sangat menentukan kemenangan Pemilu," kata Debi Candra

Debi Candra menjelaskan perlu strategi politik yang jitu yang menggaet pemilih muda ini. Karena pemilih muda ini masih bersifat swing voters dan punya alasan kuat ketika sudah menentukan pilihan.

Ciri-ciri pemilih muda menurut Debi Candra adalah pendidikan relatif tinggi, ekonomi relatif stabil, peduli dengan informasi yang benar, dan punya jaringan sosial yang bagus. Pemilih muda sangat memperhatikan perubahan nilai dan norma dari tradisional kepada nilai dan norma baru.

"Jadi peserta kontestasi Pemilu harus punya gagasan yang kuat bila ingin memenangkan pemilih muda," ujar Debi Candra.

 

Bahan Sumber:

news.republika.co.id/berita

Dan lainnya

Share:

VISI

  1. Membangun Kontribusi dan Relasi Dengan Melaksanakan Kegiatan Kemasyarakatan.
  2. Berkontribusi Sebagai Wadah dan Penyalur Aspirasi Minat, Kreativitas, dan Innovasi.

MISI

Menjadi Generasi Milenial yang Akuntable, Sportif, snnovatif, dan Kreatif.

Tantangan

Pemecahan masalah kompleks, berpikir kritis, dan daya kreativitas terhadap permasalahan? yang ada diseluruh lapisan masyarakat Indonesia.